Edisi Dolan: Curug Seribu Gunung Bunder

Melanjutkan cerita yang kepending di kawasan wisata Gunung Salak Endah (Gunung Bunder).

Pertama nyampe emang niatnya langsung ke Curug Seribu,karena medannya konon yang paling berat diantara curug/air terjun lain.

Baru nyampe aja udah bagus gini.. 😀

Setelah parkir kendaraan kita kudu jalan kaki ke curugnya,mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera broo…halah 😀

Pertama yang di temuin adalah area rerumputan untuk kemah,kalau anak camping demen nih!

Dari sini udah mulai menurun,lewatin jalan batu sama tanah yang di buat penduduk sekitar.

Biarpun di kaki gunung tapi jalan ke curug Seribu lewatin hutan beneran loh,suasana lumayan serem jadi mending ajakin temen deh kalau ke sini.

Kalau saya sih di beraniin aja,sepanjang jalan doa sambil permisi biar nggak di di ganggu.

Sempet ketemu pula rombongan monyet ekor panjang lagi duduk-duduk santai di jalan batu.
Saya udah nenteng batu sama ranting kayu buat jaga-jaga,eh ternyata si monyet nggk ganggu malah kabur liat saya!hehehe.

Sekedar tips kalau mau ngusir hewan liar yang kecil cukup hentakan kaki ke tanah dengan kencang,getaran di tanah akan membuat mereka menyingkir.

Jalan batunya cuma nyampe sini.

Seperti yang saya bilang tadi,menurun bro..

Tak hanya rindangnya pepohonan kita juga akan melewati beberapa aliran air terjun kecil,tapi kemarin sayangnya kebanyakan lagi kering.

Sempet kepikiran kalau ujan deres terus air terjun kecil ini banjir,bisa kejebak kita 😦

Skip setelah perjuangan ±40 menit akhirnya suara gemuruh air mulai terdengar jelas dan eng ing eng…..

Welcome to Curug Seribu bro!

Wah tinggi banget,musim kemarau debit airnya tetep gede..musim ujan serem nih 😀

Akhirnya sejenak duduk melepas lelah sambil menikmati suara air yang terjun bebas menghantam bebatuan di bawahnya.
Suara gemuruh dan bulir air beterbangan terasa mendominasi sekelilingnya,menciptakan aura magis tersendiri.

Hmmh Indonesia memang indah.

Iseng ndongak ke atas,ternyata tebing tinggi banget…asem pindah deh.

Di bagian bawah aliran ada gubuk untuk berjualan dan istirahat sepertinya, yang jaga seorang bapak-bapak.

Oya jangan sekali-kali berfikir untuk berenang di kolam bawah air terjun ya bro,bahaya banget kata bapak yg jaga setidaknya udah 4 orang tenggelam di situ dan tubuhnya sulit di angkat.
Karena tinggi banget air dari atas bakal sakit kena badan,bahkan kerikil kecil aja bisa membunuh kalau kena kepala.

Setelah foto-foto dan bermain air sedikit pulang deh…

Wis siapkan dengkul dan betismu bro,perjalanan pulang jadinya full tanjakan.

Bahkan saya harus berkali-kali istirahat karena saking capeknya.
Berangkat sih 40 menit pulangnya 1 jam,kalau sama cewek bisa lebih lama 😀

Bisa untuk istirahat,kalau ujan jangan di sini ya

Hmmh benar-benar keindahan yang tersembunyi,mungkin karena akses yang masih lumayan sulit curug ini tidak terlalu di kenal seperti layaknya curug Cigamea.

Di curugnya tidak ada WC bro,tempat istirahat untuk menggelar tikar juga nggk ada jadi bisa di bilang bukan tempat rekreasi keluarga.

Masalah klasik juga ada di sampah plastik yang berserakan sepanjang jalan,udah di kasih karung tempat sampah di beberapa titik padahal tapi pengunjung sepertinya cuek aja.
Seolah pada nggak bersyukur di anugerahi curug yang begitu indah ya?

Buat pemirsa blog ini tolong banget jangan buang sampah sembarangan ya bro,simpan sampah anda sampai nemu tempatnya.

Tips kesini:

~ Pakai sepatu kets apa sendal gunung
~ Bawa bekal air minum yang cukup
~ Ajakin temen biar seru
~ Kalau cape istirahat,jangan maksa ntar kaki bengkak.
~ hindari ke sini saat puncak musim ujan,terlalu beresiko.

Terimakasih,semoga berguna..